Bus yang hendak
membawa saya pulang ke Tuban mendadak berhenti karena macet. Tepat di
perbatasan antara Kabupaten Rembang dan Kabupaten Tuban, sekaligus perbatasan
antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beberapa meter di depan, sepasang patung
kuda Ronggolawe tengah menyambut kedatangan saya di kampung halaman.
Sembari menunggu
giliran bus berjalan, saya mengalihkan pandang mata ke luar. Di balik kaca
jendela, saya menangkap semburat cahaya keemasan matahari menyapu dinding-dinding lautan. Daun-daun
dan rerumputan bergesekan pelan ketika saya tak mampu mendengar sekawanan
burung berciut-ciutan di luar sana. Semua pemandangan itu seperti lukisan hidup
di balik bingkai kaca, hanya tanpa suara.
Bagi
orang lain, mungkin berwisata di kota Tuban menjadi daftar kesekian, bisa jadi
malah tidak ada di daftar tujuan wisata mereka. Mengenanya, saya teringat
sesuatu, semasa kecil saya pun pernah beranggapan demikian. Bukan namanya
rekreasi kalau belum ke tempat yang famous
dan sering dikunjungi orang-orang. Dan sungguh dengan menyesal saya ingin
mencabut benih pemikiran yang sempat ada di kepala saya tersebut.
Kota ini tidak hanya mempunyai
pantai dengan nyiur kelapa dan barisan bakau yang memukau, melainkan juga
‘terowongan bawah tanah’ yang membuat Anda tertegun. Sebut saja Goa Akbar yang
merupakan salah satu objek wisata andalan. Goa ini terletak di bawah pasar
Tuban, dan dengan panjang 1,2 kilometer Goa ini dapat mengajak Anda
berpetualang di masa lampau. Di dalamnya banyak terdapat stalaktik dan
stalagmite yang menggantung di atap goa serta sumber mata air.
Seperti julukannya, kota seribu goa, Tuban tak hanya memiliki goa akbar. Sekitar 30 km dari goa akbar, terdapat goa ngerong yang berada di Kecamatan Rengel. Bedanya, Anda tidak dapat menyusuri goa secara langsung seperti di goa akbar. Karena di dalam goa adalah sungai. Yang khas dari goa ngerong adalah banyaknya kelelawar yang hinggap di mulut goa, sehingga kadnag-kadang menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, pada sungai yang mengalir juga banyak ikan-ikan yang konon bagi masyarakat setempat dianggap ikan jelmaan dan tidak boleh diambil.
Tak sadar, saya sudah
di depan rumah. Saya menghirup udara dalam-dalam, sedikit kering namun ada
setitik yang menyejukkan ketika berada lagi di kota yang membesarkan saya. Saya
bahagia dilahirkan di kota ini yang tak hanya punya keindahan pantai tetapi
juga pegunungan kapur yang menyuguhkan goa yang cantik.
Bagi Anda para
petualang dan pecinta negeri, cobalah sesekali kunjungi kota yang menyuguhkan
pemandangan alam yang berbeda seperti Tuban. Menjadi bagian dari petualangan
menyusuri pengalaman yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar