Kamis, 21 Februari 2013

MOVIE (FROM BOOK) REVIEW: RECTOVERSO


Sebelum cerita ini divisualkan menjadi film, saya sudah berulang kali membaca bukunya. Dan anehnya tidak bikin bosan. Saya justru ingin membacanya lagi, mengulangnya kembali. Agar bisa menyusup sebentar di sela-sela ceritanya kemudian hanyut dalam kisahnya.

Ketika cerita ini difilmkan saya jadi ingin nonton. Saya ingin melihat imajinasi penulis, apakah memang seperti yang selama ini saya bayangkan?

Jadi, tadi malam saya putuskan menonton filmnya bareng sahabat-sahabat saya usai les.

Rectoverso the movie mengangkat 5 cerita dari bukunya. Hanya Isyarat, Curhat Buat Sahabat, Firasat, Malaikat Juga Tahu, Dan Cicak di Dinding. Pengambilan cerita yang hanya 5(cerita di buku berjumlah 11) mungkin berdasarkan layak tidaknya cerita itu divisualkan. Bahasa tulisan kan memang jelas berbeda jadi sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa visual.

Lanjut lagi. Dari kelima cerita tersebut yang paling saya jagokan adalah Malaikat Juga Tahu. Akting Lukman Sardi yang berperan sebagai abang keren banget. Dari situ saya menangkap pesan(yang sama dengan di buku) bahwa yang dapat membuat normal hidup Abang hanya 101 : 100 kotak sabun dan Leia(nama wanita yang dicintai Abang). Sampai pada akhirnya Abang menemukan bahwa syarat hidupnya hilang satu(yakni Leia) karena ia memutuskan untuk pindah kosan. Akfting paling keren adalah saat Abang tahu bahwa Leia sudah tak tinggal di situ lagi. Mendadak dunianya gempar. Hidupnya tak lagi utuh. Ngga berhenti sampai disitu, suatu kali Leia menemukan amplop berwarna cokelat yang bertuliskan :
Seratus itu sempurna, kamu itu seratus satu lebih dari sempurna.

Cerita yang lain saya pikir biasa saja. Endingnya datar gitu. Dan yang bikin ngga bagus adalah adegan begituan Saras dan Andre di Cicak di Dinding. Ngga perlu dan ngga penting. Beda banget sama cerita versi buku. Buat Firasat, endingnya juga ngga sesuai, si ceweknya ketabrak mobil(dan diasumsikan meninggal), tapi lumayan bagus. Soalnya mungkin pikiran sutradaranya kalau yang mati cowoknya udah klise karena udah tertebak di awal saat ceweknya bilang "Jangan pergi. dan Meninggal".

Curhat buat Sahabat lumayan bagus. Saya kira endingnya Amanda akan cerita tentang hal menyedihkan atau gimana gitu. Tapi ternyata Amanda menyadari bahwa "Seseorang yang akan membawakannya segelas air putih ada di depannya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar