Sabtu, 26 Maret 2016

TOKYO DISNEYSEA






















Usai liburan ke Kyoto bulan lalu, saya sudah berencana main ke Disneysea di Jepang. Akhirnya, setelah nyari waktu yang pas, maksud 'waktu yang pas' di sini adalah ketika pengunjung di Disneysea tidak terlalu banyak. Setelah mengecek crowd calendar Disneysea, akhirnya ditentukanlah hari selasa beberapa minggu lalu. Kebetulan, hari itu sensei saya sedang ke Korea, jadi saya play hookey deh alias membolos buat ke Disneysea. Kebetulan, teman saya juga pengen main ke Disneysea jadi kami berangkat berdua.

Sehari sebelum berangkat kami menyiapkan strategi, karena, walaupun ceritanya main nih di Disneysea, tapi kalau tidak pakai strategi waktu kita bisa habis buat ngantre. Meskipun kita datangnya saat weekday, tapi tetap saja pesona Disney bisa membuat siswa-siswa di Jepang buat bolos sekolah lho.

Akhirnya kita janjian jam 6 pagi di stasiun. Lokasinya lumayan jauh sekitar 2 jam perjalanan naik kereta. Yang bikin kesal adalah, kereta yang ke arah Disneysea tiba-tiba ngga beroperasi saat kita akan berangkat. Duh, harus mengubah rencana. Mau tidak mau kita mengambil opsi lain (dan satu-satunya) yaitu naik bus langsung tujuan disney, tapi kita juga deg-degan kan bus ngga bisa diprediksi ya. Padahal niatnya kita pengen nyampe sana sebelum jam 8, waktu gerbang dibuka biar bisa ngambil fastpass cepet-cepet.

Kami tiba di Disneysea sekitar jam 9. Ketika masuk, WOW, saya jadi ingat kata-kalimat yang tertulis di tiket masuknya ‘where dreams come true’. Ini sih kaya dunia mimpi. Kita udah lari-larian aja di dalem. Ketika masuk saya menyahut salah satu peta yang judulnya ditulis dengan bahasa inggris. Crap pemirsa, tulisan di dalamnya jepang semua hahahah. Akhirnya kita sempat beberapa saat muter-muter nyari lokasi wahana. Beruntunglah pas kita lewat Journey to the center of the earth, mesin fastpass sedang beroperasi, jadi kita langsung buru-buru ngambil.

Kita dapat jatah waktu main jam setengah dua, jadi kita ngantri di Toy story mania selama dua jam sambil menunggu jam setengah dua. Meskipun sempat baca kalau wahana Toy story mania ini termasuk top attraction, saya ngga tau di dalam nanti itu atraksinya apa hahaha. Saya nanya ke teman saya, Astryd.

Tid kita nanti di dalem ngapain ya?

Tembak-tembakan, Pit.

Jadi nanti kita nembak kaya ala-ala texas gitu. zzz, kita ngantri dua jam cuma buat nembak kaya di pasar malam gitu? Terus kalau mission complete kita dapat apa?

Applause

Lalu saya diam. Agak gimana gitu ya ngantri cuma buat gituan doang.

Saat antrian kami sudah mulai dekat ke wahananya, kok bagus ya dekorasinya, colorful tapi tidak berlebihan. Bagus banget, niat banget ngedekornya. Saya jadi amazed gini ya.

Ternyataa…...

Meskipun judulnya tembak-tembakan, seruuuuu banget berasa penembak beneran, mana pake 3D lagi. Berasa penembak profesional haha. Animasinya wow. Kreatif banget. Nagih banget lah, sayang atraksinya hanya 15 menit. Lalu kita buru-buru balik ke tempat atraksi Journey to the center of earth. Karena belum memasuki jam setengah dua, kita belum diijinkan memasuki wahananya, jadi kami keliling-keliling dulu sambil cari fastpass. Untungnya, saat itu mesin fastpass 20.000 leagues under the sea sedang beroperasi, kami tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung ngantre untuk mendapatkan tiket fastpass.

Setelah waktu sudah memasuki 13.30, kami diperbolehkan memasuki wahana Journey to the center of the earth melalui jalur khusus pemegang kartu fastpass. Yuhuuu, bye-bye antrean panjang berjam-jam hahaha.















Begitu kita main Journey to the center of the earth, wahana ini didesain agar pengunjung seolah-olah merasa berada jauh ratusan meter di bawah permukaan tanah. Kira-kira suasananya mirip seperti suasana bawah tanah di film Lord of the ring. Panca indera kita ibarat diaktifkan semuanya, mulai dari pendengaran dan penglihatan sehingga kita bisa berimajinasi bahwa kita memang benar-benar berada di bawah tanah. Antara serem, deg-degan tapi seru. Lagi-lagi, mainnya cuma sebentar huhu.

Kami melanjutkan ke wahana lain yaitu 20.000 leagues under the sea yang sudah kami kantongi tiket fastpassnya hehehe. Wahana ini juga tidak bisa berhenti membuat saya breathtaking. Pensuasanaannya seperti objek sungguhan. Bahkan, saya dan teman saya bertanya-tanya, eh, ini kita di bawah air ya? Soalnya, tempat kita masuk wahana ini juga turun ke bawah danau, jadi kami kira sungguhan di bawah air, ternyata semua itu hanya ilusi semata hahaha.

Sejujurnya, banyak sekali wahana yang tidak kami kunjungi, karena sudah lelah dan malas mengantre berjam-jam lagi, jadi kami naik wahana yang ngantrenya ngga terlalu lama seperti Carousel dan berkeliling di sekitar arabic dan mermaid lagoon. Sesaat menjelang petang, kami naik Venetian Gondola, best timing! saat lampu-lampu udah mulai nyala dan kami menyaksikan senja dari atas perahu khas Venice.

Kami menutup hari dengan menyaksikan story book of Sinbad. Semacam rumah boneka seperti di dufan, tapi ini lebih real dan terlihat nyata. Saya penasaran sih, ternyata setelah saya perhatikan karakter-karakter bergerak seperti boneka sungguhan itu robot. Tapi luwes banget gerakannya.

Kesimpulannya? Menurut saya sendiri, sebenarnya, kalau untuk turis yang berkunjung ke Jepang, main ke Disney kalau ada waktu lebih saja. Kalau orang seperti saya lebih suka liburan ke tempat dengan nuansa Jepang kuno seperti di Kyoto. Tapi kalau kamu tipe-tipe orang yang di dufan aja betah, di sini saya jamin lebih betah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar