Seminggu setelah akad nikah, saya dan suami berangkat ke
Tokyo untuk menghadiri wisuda saya plus main-main. Kami sangat menikmati
hari-hari kami sebagai pasangan muda dan travelling bersama. Dua minggu
kemudian, tepatnya tanggal 7 oktober pagi, saya bangun dengan kepala berat.
Badan terasa sangat lelah plus hidung mampet dan tenggorokan sakit. Saya ngga
berpikir macam-macam, pikir saya waktu itu mungkin karena efek pergantian musim panas-gugur di
Jepang.
Karena kondisi tersebut, kami memilih menjalani hari-hari dengan
santai dan tidak memaksakan untuk mengunjungi tempat-tempat yang sudah menjadi
whistlist kami, lagipula kami sudah mengunjungi banyak tempat selama di Kyoto
minggu sebelumnya.
Saya agak heran sebenarnya, soalnya selama dua tahun tinggal
di Jepang saya fine-fine aja, jarang banget sakit, paling-paling pusing kepala
sebentar, lalu saya pakai tidur sebentar sudah sembuh. Nah, kali ini “flu”-nya
ngga beres-beres, lebih dari 3 hari. Kami bahkan berniat untuk memajukan
schedule untuk pulang karena kondisi saya yang tidak kunjung membaik.
Saya baru sadar kalau saya telat 3 hari. Bukannya ge-er atau gimana ya,
tapi jadwal menstruasi saya hampir selalu tepat perhitungan saya selama ini. Jadi saya
udah mikir, apa jangan-jangan saya……. hamil?
Saya dan suami tidak mau menduga-duga. Tapi saya juga
berjaga-jaga tidak minum obat sembarangan, karena takut kalau beneran hamil.
Jadi saya treatment dengan teh hijau hangat atau jahe hangat untuk
memulihkan badan. Niat kami apa beli testpack aja sekalian biar tahu. Tapi testpack
di Jepang mahal sih hahaha jadi kami menunda untuk tes kehamilan.
Singkat cerita, hari kepulangan kami ke Indonesia pun tiba.
Selama di pesawat saya tersiksa banget. Secara perjalanan 7 jam kepala saya
berkunang-kunang dan ingus saya naik ke kepala semakin membuat sakit. Saya
susah banget buat tidur karena tak enak badan. Kalau ada tawaran minum dari
pramugari yang lewat saya selalu minta teh hangat untuk saya hirup dan mengencerkan
ingus.
Selama di perjalanan Surabaya-Tuban, saya semakin pusing
mencium bau mobil. Memang sih kadang saya orangnya mabuk perjalanan, tapi kali
ini mabuknya terus-terusan sampai kami tiba di rumah.
Esoknya saya dan suami langsung pergi ke dokter umum untuk
periksa. Dokter pun meresepkan obat flu untuk saya minum. Waktu
perjalanan pulang, saya minta suami untuk sekalian mampir di apotek untuk beli inhaler dan
testpack. Saya langsung beli beberapa tespack berbagai merek.
Waktu saya tes, tak butuh waktu lama utuk dua garis merah
terlihat jelas. Jujur perasaan saya waktu masih kaget, secara
kami baru banget menikah dan kami sudah dikaruniai anak. Esoknya saya tes lagi
dengan merek tespack lain, kali ini saya pakai dua. Dan benar saja, hasilnya
sama, bahkan garisnya semakin jelas terlihat.
Suami sangat senang ketika saya memberitahunya, dan esoknya
saya langsung diajak memeriksakan ke obgyn untuk periksa. Kehamilan saya masih
berumur 4 minggu, jadi kantung kehamilannya belum kelihatan dan dokter meminta
kami datang 2 minggu lagi.
FIRST TRIMESTER SYMPTHONS
Selama tiga bulan pertama banyak sekali perubahan yang saya alami, baik fisik maupun psikis. Flu yang ngga selesai-selesai tersebut ternyata permulaan saja untuk 'sakit-sakit' berikutnya. Tidak semua orang mengalami hal yang sama seperti saya, mungkin lebih parah atau justru malah sampai ngga ngerasa kalau lagi hamil.
Sensitif bau-bau
Sejak hamil, saya paling anti banget deh sama bau yang menyengat seperti asap
masakan, bau nasi goreng atau apapun yang mengandung bawang. Bahkan saya
suka ngomel waktu suami memakai parfum atau deodoran. Indera penciuman saya seakan 100x lebih tajam dibandingkan sebelumnya. Untuk mengatasinya, saya selalu memakai masker kemana-mana untuk mengurangi intensitasi bau bauan
tersebut.
Mual + muntah
Karena kalau ada bau sedikit saja saya bisa langsung mual dan muntah. Tidak hanya itu, kalau telat makan sedikit saja juga bisa bikin saya muntah. Makan yang ngga cocok juga muntah. Tapi di sisi lain, setelah muntah badan saya jadi lebih enakan. Waktu kapan muntah memang ngga bisa saya prediksi, makanya saya selalu membawa kantong kresek dan tisu kemana-mana. Selain itu, saat check up ke obgyn kita biasanya diberi obat anti mual jadi bisa lumayan mengobati.
Sakit kepala
Sejak dulu saya memang memiliki tekanan darah rendah. Tapi
selama hamil, tekanan darah saya semakin turun dan selalu berada di angka 90/xx saat saya check up. Saking pusingnya, saya kadang susah banget buat bangun dari tidur, meskipun hanya untuk duduk. Solusinya, beristirahat saja karena memang kondisi saat hamil itu berbeda dari orang normal. Kalau bisa off sebentar dari kegiatan lain dan ada suami/keluarga yang bisa kita minta tolong.
Moody
Wah, kalau ini sih memang sudah dari dulu ya hehehehe. Tapi memang mood saat hamil itu bisa berubah drastis banget. Jadi saya bisa tiba-tiba nangis sendiri karena suatu hal kecil. Sampai suami bingung deh. Untung suami sangat pengertian dan saya bisa langsung tenang kalau dinasehatin sama suami.
Ngidam
Saya ngga tau sih sebenarnya rasanya ngidam. Tapi yang jelas ada
waktu tertentu ketika saya tiba-tiba pengen bebek atau sayur bayem dan ngga mau makan makanan lain. Setelah browsing-browsing ternyata ada yang bilang kalau ngidam
itu karena memang kebutuhan. Misalnya, tekanan darah saya rendah dan bayi kekurangan zat besi, secara tidak sadar tubuh kita 'meminta' asupan zat besi tersebut lewat cara ngidam.