Jumat, 22 Februari 2013

MANUAL ATAU DIGITAL?

Jadi cerita ini berawal dari : Saya adalah tipe mahasiswa yang tidak begitu suka membawa banyak beban. Beban ini maksudnya secara harfian maupun pengertian, beban pikiran maupun pundak. Dalam satu hari paling tidak ada 2,3,4 mata kuliah yang masing-masing textbook-nya tebelnya setebel bantal. Belum lagi tetEk bengek perlengkapan selama di kampus. Mulai dari botol minum, binder, kotak pensil, payung, buku catatan kecil, laptop(sesekali aja kalau ada tugas) dan sebagainya dan sebagainya. Perlu diketahui, tas yang saya gunakan ke kampus adalah tas punggung mungil yang lebih cocok dipakai jalan-jalan daripada kuliah.

Sedangkan buku yang harus dibawa segitu banyak. Tidak setimpal kan? Makanya saat itu saya beranikan minta ke orang tua tab kecil. Yah seengganya saya ngga perlu bawa beban sekian kilogram buku referensi, cukup beberapa tab yang beberapa gram aja. Lagian, saya pikir saya tidak perlu membawa buku catatan kecil saya segala. Kan sudah ada kalender digital dan memo yang disediakan pada aplikasi tab. Lebih praktis, pikir saya.

Beberapa hari saya setelah ada catatan digital  itu saya mulai menyesuaikan diri. Nulis-nulis cataatn kecil gitu. Semacam things to do, to do list, the duties dsb. Tapi, lama-lama saya jadi kangen sama buku saya itu, yang mungil dan imut, bisa dicoret-coret pakai spidol atau ditempel post it. Ternyata meski praktis dan canggih, saya masih menyukai hal-hal manual yang keberadaannya ngga bisa digantikan sama alat digital. Saya ngga bisa gambar emot lucu atau nulis dengan berbagai macam warna atau gaya.

Sejak itu saya tetap membawa 'buku hutang' saya (karena mirip buku-buku yang digunakan pembukuan hutang pada tukang kredit) ke mana-mana. Meski tidak melupakan tab digital.
Terus gunanya beli tab apa?
Ya buat keperluan kuliah, baca ebook dimana saja. Download ebook dimana saja ngga perlu repot bawa laptop. Dan tentunya mengetik karena di dalamnya ada aplikasi microsoft office.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar