Minggu, 27 April 2014

TENTANG JOKPIN



Membaca untaian puisi Joko Pinurbo membuat saya ingin tertawa tapi agak mikir juga.
Puisi-puisinya unik, ironi-ironi yang sempat-sempatnya disematkan di baris tengah maupun akhir ternyata mampu menyentuh titik metafor yang sederhana namun sarat makna.
Buku "Baju Bulan" merupakan sarana pertama yang memperkenalkan saya dengan Jokpin.
Karakter Jokpin sungguh kelihatan di bait-baitnya yang tanpa basi-basi mengutarakan isi puisi.
Saya rasa tiap penyair punya cara bertutur masing-masing, sangat berbeda dengan Goenawan Mohammad dan Sapardi tentunya, Jokpin barangkali bukan tipe yang mendayu-dayu meski tetap memikirkan rima di penutupan atau saat saat tertentu yang ia kira tepat.

Sebagai gambaran saya kutipkan beberapa penggal puisinya :

Kepada Uang :
....
sabar ya, aku harus menabung dulu.
menabung laparmu, menabung mimpimu.
mungkin juga harus menguras cadangan sakitmu

Telepon Tengah Malam :
....
"Ini Ibu, Nak. Apa kabar?"
"Ibu!Ibu di mana?"
"Di dalam."
"Di dalam telepon?"
"Di dalam sakitmu"

Bagi yang sedang mencari referensi bacaan akhir pekan, buku Baju Bulan bisa dicicipi dan dijadikan inspirasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar